Senin, 31 Agustus 2009

Bioma

Bioma

Istilah bioma berhubungan dengan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang dapat hidup di tempat tertentu di muka bumi, tergantung pada iklim regionalnya. Jadi Bioma adalah kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut. Di permukaan bumi ini terdapat 7 macam bioma, yaitu:

Hutan Tropis:
a) Terletak di garis lintang 23,5 0 LU – 23,5 0LS
b) Temperatur dan itensitas cahaya tinggi
c) Curah hujan sekitar 2000 – 2250 mm / tahun
d) Tempertur udara berkisar 250 C
e) Kelembaban udara rata – rata 80%
f) Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari
g) Dihuni banyak Pohon Kanopi yang tingginya sekitar 20 – 4 meter
h) Matahari bersinar sepanjang tahun
i) Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil

Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi. Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.

Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan - hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan, kucing hutan, macan tutul
Hutan Tropis - Babi hutan - Paku sarang burung

Hutan Gugur:
a) Curah hujan merata sepanjang tahun, 750 - 1000 mm/tahun.
b) Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi
c) Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis

Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.

Hutan Gugur/Musim - Racoon

Hutan Taiga:
a) Didominasi oleh pepohonan yang berdaun jarum
b) Suhu berkisar -12 0 C hingga -10 0 C
c) Curah hujan rata –rata 400 – 750 mm per tahun
d) Pohon – pohon yang terdapat di bioma taiga, antara lain; pohon pinus, sprice, alder, birch dan juniper.
e) Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah
f) Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan


Taiga - Pohon Pinus - Tupai

Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.

Gurun:
a) Curah hujan tidak melebihi 250 mm per tahun
b) Terdapat di daerah tropis
c) Tingkat evaporasi sangat tinggi, maka kelembaban udara rendah
d) Suhu pada siang hari mencapai 45 0 C dan malam hari mencapai 0 0 C
e) Hujan jarang terjadi sehingga tanah tandus dan kering
Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecilmisalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.



Gurun- Kaktus - Ular gurun


Tundra:
a) Biasa disebut juga cold desert atau gurun dingin
b) Terdapat di wilayah Artik
c) Suhu di musim dingin mencapai -57 0 C dan di musim panas mencapai 150 C
d) Curah hujan kurang dari 250 mm per tahun
e) Tumbuhan yang mendominasi ialah lumut
f) Pada musim panas, terdapat banyak bunga sehingga tampak indah
g) Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap
h) Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan
i) Fauna khas bioma tundra adalah " Muskoxen " (bison berhulu tebal) dan Reindeer / Cribou (rusa kutub)



Tundra - Muskoxen

Stepa:
a) Terdapat di daerah beriklim sedang
b) Pembentukan suhu dan curah hujan 200 – 1000 mm / tahun
c) Suhu 19 0 C - 30 0 C di musim panas dan 12 0 C – 20 0 C di musim dingin
d) Vegetasinya rumput yang luas


Stepa


Sabana:
a) Didominasi oleh tumbuhan xerofit
b) Ada di daerah beriklim tropis
c) Curah hujan rendah , sekitar 200 mm / tahun
d) Hewan yang hidup pada bioma savana adalah bison, gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri, harimau, cheetah, serigala dan ular

Sabana - Cheetah

Selasa, 04 Agustus 2009

Persebaran Flora dan Fauna di Dunia

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP

1. Faktor Peristiwa Glasial-Interglasial (Geologi)

Zaman es adalah suatu waktu di mana suhu iklim bumi turun menyebabkan peningkatan jumlah pembentukan es di kutub dan gletser gunung.

Definisi

Zaman es adalah waktu suhu menurun dalam jangka masa yang lama dalam iklim bumi, menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser gunung. Secara geologis, zaman es sering digunakan untuk merujuk kepada waktu lapisan es di belahan bumi utara dan selatan; dengan denifisi ini kita masih dalam zaman es. Secara awam, dan untuk waktu 4 juta tahun kebelakangan, definisi zaman es digunakan untuk merujuk kepada waktu yang lebih dingin dengan tutupan es yang luas di seluruh benua Amerika Utara dan Eropa.

Penyebab terjadinya zaman es salah satunya adalah akibat terjadinya proses pendinginan aerosol yang sering menimpa planet bumi. Letusan gunung Krakatau adalah salah satu contohnya dalam skala kecil sedangkan salah satu teori kepunahan dinosaurus (tumbukan Chicxulub) adalah salah satu contoh skala besar.

Zaman Es Terakhir

Dari segi pandang sudut di atas, zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira 10.000 tahun lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses pelelehan es di zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli membuktikan proses ini berakhir sekitar 6.000 tahun yang lalu.

Zaman Es di Nusantara

Ketika zaman es, pemukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang, karena banyak air yang membeku di daerah kutub. Kala itu Laut China Selatan kering, sehingga kepulauan Nusantara barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu pulau Papua juga tergabung dengan benua Australia. Setelah peristiwa pelelehan es tersebut, gelombang migrasi manusia ke Nusantara mulai terjadi.

Dari teori ini pun kami berpendapat bahwa sebenarnya ada sejumlah mahluk hidup yang sejenis yang tinggal pada satu tempat yang sama pada jaman es. Saat es mencair dan daratan terpencar dan didukung peristiwa – peristiwa alam lainnya, kami berpendapat bahwa flora atau fauna yang bersatu tadi menjadi terpisah di daerah yang berbeda, contonya kemiripan pada gajah Sumatera dan Gajah di Thailand, karena meletusnya Gunung Krakatau, gajah itu pun terpencar.

Ini juga dibuktikan dengan wilayah Indonesia yang menjadi tiga bagian berdasarkan jenis hewannya, barat, peralihan, dan timur. Dimana, pada setiap bagian memiliki hewan-hewan dengan ciri-ciri yang khusus terutama pada bagian fisiknya.

Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber. Secara ringkas tiga kelompok fauna di Indonesia adalah ebagai berikut :

  • Fauna tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau, badak, beruang, orang utan.

  • Fauna tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kangguru, burung kasuari, cendrawasih, kakaktua.

  • Fauna Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kera, kuskus, babi rusa, anoa dan burung maleo.


2) Perbedaan Suhu

a. Iklim (klimatik) Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:

1. Suhu

Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.

2. Kelembaban udara

Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.

b. Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.

c. Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air

d. Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus Cendawan/jamur

3. Angin Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.

4. Curah hujan Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya adalah singa dan harimau.

3) Edafik

Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat. Apakah ada perbedaan keanekaragaman tanamannya?


Gambar 1.4. Tanaman di daerah rawa ini tidak subur karena
mineral sukar men
yerap melalui lumpur.

Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.

4) Aktifitas Manusia

Aktifitas manusia yang merusak alam membuat banyak flora dan fauna kehilangan habitatnya. Mereka mencari tempat yang aman untuk melanjutkan hidupnya. Dengan demikian, hal ini pun mempengaruhi persebaran flora fauna di sejumlah tempat.

5) Seleksi Alam

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.

Kesimpulan

Kami menarik kesimpulan bahwa persebaran flora dan fauna disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut baik dari alam maupun tindakan yang disengaja oleh manusia.

Pengikut

About this blog